Pulau Rote
merupakan pulau paling selatan di Indonesia. Kepulauan Rote terdiri atas 96
pulau, 6 di antaranya berpenghuni. Pulau ini termasuk dalam wilayah
administratif provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan nama Kabupaten Rote Ndao.
Pemandangan unik memberi corak tersendiri dan indah berbatu tajam mewarnai
Pulau Rote. Pantai batu karang yang membelah disepanjang bibir pantai,
merupakan dinding antara semakin birunya laut dan daratan.
Asal Usul nama Pulau Rote
Sejarah Pulau Rote
Tarian Tradisional di Indonesia tentunya ada banyak dan beranekaragam, ini merupakan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Kita harus bisa menjaga dan melestarikannya, jangan sampai hilang ditelan zaman atau bahkan diakui negara lain sebagai budaya miliknya. Dan dibawah ini adalah nama-nama tarian tradisional pulau Rote:
Tarian ini biasanya ditarikan untuk menyambut tamu/pejabat dan pada kegiatan-kegiatan suka cita di kalangan masyarakat serta dilakukan secara berkelompok manpun massal. Lagu Te’o Renda, biasanya dinyanyikan oleh para pencinta musik sasandu dengan syair yang menggambarkan wujud ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan para leluhur atas hasil panen yang mereka peroleh.Lagu ini dinyanyikan dengan penuh semangat dan sukacita ketika hasil panen yang berlimpah itu telah dibawa ke rumah. Lagu Te’o Renda ini juga dinyanyikan atau disyairkan untuk menyambut para tamu atau pembesar yang berkunjung sebagai wujud nyata bahwa rakyat atau masyarakat di tempat itu menyambut para tamu tersebut dengan senang hati dan suka cita.
Tari Tai Benuk merupakan tari tradisional/tari pergaulan yang sangat popular dalam masyarakat Rote Ndao, biasa digelarkan pada acara adat seperti upacara perkawinan adat/pernikahan, peminangan, pelantikan tokoh adat, pesta rumah baru, dan sebagainya.
Tari Kebalai merupakan Tarian khas jika ada acara formal seperti penyambutan Bupai atau orang penting. Juga dilakukan saat ada acara pernikahan. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok orang yang membentuk sebuah lingkaran dan di pimpin seorang Manaleo (sang pemberi syair). Ada juga yang membentuk dua lingkaran , yakni lingkaran anak dan lingkaran induk.
Akses Menuju Pulau Rote
Pantai Nembrala terkenal dengan ombaknya, banyak perselancar berkunjung ke pantai ini untuk menantang ombak dari pantai nembrala. Pantai ini masih belum terlalu ramai, hanya beberapa kunjungan di akhir pekan dan libur panjang. Pantai ini semakin dikembangkan untuk keperluan wisata, banyak fasilitas yang sekarang di sediakan, seperti beberapa pilihan penginapan yang bisa digunakan oleh pengunjung, dengan berbagai tarif. Mulai dari hotel hingga homestay. Meskipun sarana yang sedikit terbatas, namun Pantai Nembrala, Nusa Tenggara Timur layak diacungi jempol oleh para pengunjungnya termasuk anda tepatnya.
Pantai Bo'a merupakan obyek wisata bahari yang sangat cocok untuk surfing karena ombaknya sangat mendukung serta keindahan panorama pasir putihnya. Pantai dengan ombak nya yang menantang yang cocok buat penggila selancar. Dengan 7 kali gulungan ombak dan merupakan gulungan ombak terbesar ke 2 setelah Hawai.
Bukit Mando’o adalah sebuah objek wisata kebanggaan Suku Lole yang cukup terkenal di Pulau Rote. Di puncak Bukit Mando’o kita dapat melihat pesona kawasan pantai di Desa Kuli yang eksotis. Hamparan laut yang bernuansa biru dan hijau menyatu dengan hutan bakau yang rimbun. Di arah utara kita juga dapat melihat perbukitan yang diselimuti oleh hutan. Untuk menuju puncak bukit ini kita harus melewati anak tangga yang jumlahnya 300 lebih. Inilah yang menyebabkan Bukit Mando’o lebih dikenal dengan Tangga 300.
Pantai Oeseli adalah sebuah pantai pasir putih yang dihiasi dengan banyak batu cadas. Saking banyaknya, batu cadas ini bertumpuk dan menjadi satu, seolah gerbang pintu masuk raksasa ke Rote.
Asal Usul nama Pulau Rote
Pulau Rote memiliki banyak nama. Di
dalam arsip pemerintahan Hindia Belanda, pulau ini ditulis dengan nama Rotti
atau Rottij” kemudian menjadi “Roti”. Akan tetapi, masyarakat Rote yang
mempunyai sembilan dialek dan seringkali mereka menyebut pulau ini “Lote”,
khusus bagi mereka yang tidak bisa menyebut huruf “R”. Masyarakat Rote lainnya
menyebut pulau ini dengan nama “Lolo Deo Do Tenu Hatu” yang artinya Pulau yang
Gelap. Ada juga yang menyebut “Nes Do Male” yang artinya Pulau yang Layu/Kering
(Otta, 1990:10) dan ada juga yang menyebut dengann “Lino Do Nes” yang berarti
Pulau yang Sunyi (Naladay, 1988:14).
Sejarah Pulau Rote
Beberapa
raja rote yang terekam dalam sejarah adalah raja Tou Dengga Lilo. Moyang Tou
dengga Lilo berasal dari Bula Kay, dengan urutan keturunan: Bula Kay
memperanakan Loma Bula, Loma Bula memperanakan Ou Loma, Ou Loma memperanakan
Kadau Ou, Kadau Ou memperanakan Kasu Kadau, Kasu Kadau memperanakan Doitama
Kasu, Doitama Kasu memperanakan TOU DENGGA LILO.
Tou Dengga
Lilo dinobatkan sebagai Raja Baa dan kekuasaannya meliputi Rote Baa pada zaman
penjajahan portugal dan kolonial belanda.
Tou Dengga
Lilo memperanakan Panie Tou Dengga, Panie Tou Dengga memperanakan 4 orang anak,
yaitu: Dae Panie, Fola Panie, Foeh Panie dan Ndu Panie.
Tarian
daerah
Tarian Tradisional di Indonesia tentunya ada banyak dan beranekaragam, ini merupakan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Kita harus bisa menjaga dan melestarikannya, jangan sampai hilang ditelan zaman atau bahkan diakui negara lain sebagai budaya miliknya. Dan dibawah ini adalah nama-nama tarian tradisional pulau Rote:
·
Tarian
Te’orenda
Tarian ini biasanya ditarikan untuk menyambut tamu/pejabat dan pada kegiatan-kegiatan suka cita di kalangan masyarakat serta dilakukan secara berkelompok manpun massal. Lagu Te’o Renda, biasanya dinyanyikan oleh para pencinta musik sasandu dengan syair yang menggambarkan wujud ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan para leluhur atas hasil panen yang mereka peroleh.Lagu ini dinyanyikan dengan penuh semangat dan sukacita ketika hasil panen yang berlimpah itu telah dibawa ke rumah. Lagu Te’o Renda ini juga dinyanyikan atau disyairkan untuk menyambut para tamu atau pembesar yang berkunjung sebagai wujud nyata bahwa rakyat atau masyarakat di tempat itu menyambut para tamu tersebut dengan senang hati dan suka cita.
·
Tari
Tai Benuk
Tari Tai Benuk merupakan tari tradisional/tari pergaulan yang sangat popular dalam masyarakat Rote Ndao, biasa digelarkan pada acara adat seperti upacara perkawinan adat/pernikahan, peminangan, pelantikan tokoh adat, pesta rumah baru, dan sebagainya.
· Tari Kebalai
Tari Kebalai merupakan Tarian khas jika ada acara formal seperti penyambutan Bupai atau orang penting. Juga dilakukan saat ada acara pernikahan. Tarian ini dilakukan oleh sekelompok orang yang membentuk sebuah lingkaran dan di pimpin seorang Manaleo (sang pemberi syair). Ada juga yang membentuk dua lingkaran , yakni lingkaran anak dan lingkaran induk.
Jika Meksiko punya Sombrero sebagai topi kebanggaan, Pulau Rote juga tak mau kalah dengan Ti’i Langga -nya!
Nah, Ti’i Langga adalah topi tradisional khas masyarakat Pulau Rote , Nusa
Tenggara Timur. Dulunya, Ti’i Langga ini dipakai oleh para petinggi Pulau Rote.
Namun sekarang, topi ini dipakai sebagai
pelengkap pakaian tradisional laki-laki. Pada saat tertentu, Ti’i Langga juga
bisa dipakai oleh perempuan. Misalnya pada saat Foti (tarian tradisional yang
dibawakan oleh laki-laki).Bahan pembuat Ti’i Langga adalah daun lontar. Untuk
membuat satu buah Ti’i Langga, kita harus menganyam daun lontar sehingga
membentuk sebuah topi. Sebagai informasi, karena terbuat dari anyaman daun
lontar, sedikit demi sedikit, terjadi perubahan warna pada Ti’i Langga dari
kuning muda menjadi cokelat. Hal itu disebabkan oleh kadar air daun lontar
yangsemakin kering. O iya, selain berubah warna, bentuk antena pada bagian atas
topi pun mengalami perubahan, dari tegak menjadi miring.
Dibalik
keunikan bentuknya, ternyata Ti’i Langga juga punya segudang makna. Nah, bagi
masyarakat Pulau Rote, Ti’i Langga ini
melambangkan kewibawaan, jiwa kepemimpinan, percaya diri, serta menjadi contoh
atau teladan. Bahkan kabarnya, jika seorang pemuda mengenakan Ti’i Langga, akan
ada banyak gadis yang mendekat! Tidak heran, jika Ti’i Langga ini menjadi salah
satu kebanggaan masyarakat Pulau Rote.
Karena
keunikan bentuk dan nilainya, banyak orang yang menjadikan Ti’i Langga sebagai cinderamata. O iya, tidak hanya untuk
dipakai, topi unik ini juga bisa digunakan untuk hiasan dinding
Alat
Musik Pulau Rote
Sasando
adalah sebuah alat musik dawai yang dimainkan dengan dipetik. Instumen musik
ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando
menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang
bergetar atau berbunyi. Suara sasando ada miripnya dengan alat musik dawai
lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa.
Bagian utama
sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada
bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana
senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu.
Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan
senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari
semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan
tempat resonansi sasando.
Akses Menuju Pulau Rote
Pulau Rote
dapat dijangkau dengan mudah dari Kota Kupang. Transportasi laut dari dan ke
Rote cukup lancar, baik menggunakan kapal feri ASDP “lambat” maupun kapal feri
cepat. Kapal feri beroperasi pagi dan sore hari.
Kupang-Rote
membutuhkan waktu sekitar empat jam kalau menggunakan kapal feri ASDP,
sedangkan kapal cepat membutuhkan waktu sekitar dua jam. Kalau menggunakan
kapal feri cepat, akan merapat di Dermaga Ba'a, ibu kota Kabupaten Rote Ndao,
sedangkan kapal feri ASDP merapat di Dermaga Pantai Baru.
Beberap
Objek Wisata Pulau Rote
Pantai Nembrala
Pantai Nembrala
Pantai Nembrala terkenal dengan ombaknya, banyak perselancar berkunjung ke pantai ini untuk menantang ombak dari pantai nembrala. Pantai ini masih belum terlalu ramai, hanya beberapa kunjungan di akhir pekan dan libur panjang. Pantai ini semakin dikembangkan untuk keperluan wisata, banyak fasilitas yang sekarang di sediakan, seperti beberapa pilihan penginapan yang bisa digunakan oleh pengunjung, dengan berbagai tarif. Mulai dari hotel hingga homestay. Meskipun sarana yang sedikit terbatas, namun Pantai Nembrala, Nusa Tenggara Timur layak diacungi jempol oleh para pengunjungnya termasuk anda tepatnya.
Pantai
Nembrala memiliki pasir berwarna putih, pantai ini juga disebut-sebut sebagai
Kuta-nya Pulau Rote, anda bisa melihat keindahan pantai yang luar biasa di
tambah perkampungan yang ditumbuhi nyiur, pasir putih
terus menghampar.
Pantai Bo'a
Pantai Bo'a
Pantai Bo'a merupakan obyek wisata bahari yang sangat cocok untuk surfing karena ombaknya sangat mendukung serta keindahan panorama pasir putihnya. Pantai dengan ombak nya yang menantang yang cocok buat penggila selancar. Dengan 7 kali gulungan ombak dan merupakan gulungan ombak terbesar ke 2 setelah Hawai.
Di pantai
ini, tiap tahunnya selalu diadakan lomba selancar berstandar internasional yang
selalu di ikuti oleh para penggila selancar dari seluruh dunia yang biasanya
diadakan antara bulan Oktober-September. Obyek wisata ini terletak di Kecamatan
Rote Barat, kira kira sekitar 7,5 km dari kota kecamatan.
Bukit Mando'o
Bukit Mando'o
Bukit Mando’o adalah sebuah objek wisata kebanggaan Suku Lole yang cukup terkenal di Pulau Rote. Di puncak Bukit Mando’o kita dapat melihat pesona kawasan pantai di Desa Kuli yang eksotis. Hamparan laut yang bernuansa biru dan hijau menyatu dengan hutan bakau yang rimbun. Di arah utara kita juga dapat melihat perbukitan yang diselimuti oleh hutan. Untuk menuju puncak bukit ini kita harus melewati anak tangga yang jumlahnya 300 lebih. Inilah yang menyebabkan Bukit Mando’o lebih dikenal dengan Tangga 300.
·
Pantai
Oeseli
Pantai Oeseli adalah sebuah pantai pasir putih yang dihiasi dengan banyak batu cadas. Saking banyaknya, batu cadas ini bertumpuk dan menjadi satu, seolah gerbang pintu masuk raksasa ke Rote.
Oeseli
memiliki pantai yang masih bersih dan belum tercemar. Mungkin karena kurang
diketahui banyak orang, yang menyebabkan pantai ini masih bersih. Bahkan, wisatawan
lokal maupun mancanegara jarang terlihat di sini. Padahal, pantai ini memiliki
ombak yang tidak besar, jadi sangat nyaman untuk berenang.
Pantai ini
biasanya ramai dikunjungi anak muda dari Desa Oeseli pada hari libur. Ada yang
menghabiskan waktu dengan duduk-duduk atau bermain air. Anak muda ini ada yang
datang bersama keluarga, pasangan, atau pun kawan.
Masuk ke dalam desa, Anda bisa melihat sebuah perkampungan yang dipenuhi dengan jemuran rumput laut. Karena letaknya yang tepat di pinggir laut, hampir seluruh penduduk Oeseli berprofesi sebagai petani rumput laut. Selain itu, warga Oeseli juga membuat air gula.
Masuk ke dalam desa, Anda bisa melihat sebuah perkampungan yang dipenuhi dengan jemuran rumput laut. Karena letaknya yang tepat di pinggir laut, hampir seluruh penduduk Oeseli berprofesi sebagai petani rumput laut. Selain itu, warga Oeseli juga membuat air gula.
Untuk
mencapainya, Anda bisa berangkat dari Nerembala menggunakan mobil. Jarak yang
harus dilalui adalah sekitar 20 km, dengan waktu tempuh 1 jam.
·
Pantai
Mulut Seribu
Objek Wisata
Pantai Mulut Seribu terletak di Kec. Rote Timur. Masyarakat disini menjadikan
rumput laut sebagai mata pencaharian mereka sehari-hari, selain memangkap ikan.
Bagi wisatawan yang baru mengunjungi teluk mulut seribu selalu mengalami
kesulitan atau tersesat pada saat keluar, sangat berliku – liku yang konon
katanya ada tuannya yang menjaga menutup jalan keluar apabila para tamu yang
masuk tidak meminta izin kepada pemilik.
·
Pantai
Laviti
Sinar
berlian air laut saat mendapatkan pantulan sinar matahari semakin mengangkat
cantiknya pasir putih di pantai ini. Private beach, pantai yang benar-benar
jauh dari jangkauan manusia dan hewan. Benar-benar masih alami keindahkan yang
disuguhkan oleh pantai ini. Tebing-tebing karang yang runcing dan tajam seakan
menjadi benteng untuk melindungi pantai Laviti ini.
·
Danau
Laut Mati
Obyek Wisata
ini terletak di desa Sotimori Kec. Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao. Jarak yang
ditempuh dari ibukota kabupaten ke daerah ini memakan waktu 90 menit dengan
menggunakan kendaraan bermotor.
Laut Mati
merupakan Obyek Daya Tarik Wisata yang sangat menyenangkan apabila kita
menggunakan jet ski mengelilingi pulau-pulau kecil yang berada di dalamnya.
Obyek Wisata ini memiliki keunikan antara lain pasirnya berasal dari kulit
kerang (keong). Ikan yang hidup di dalamnya adalah ikan mujair (ikan air
tawar). Berjarak + 65 km dari kota Ba’a dan dapat ditempuh dalam waktu + 1 jam
30 menit.
·
Tiang
Bendera
Obyek Wisata
ini terletak di Desa Baadale, Kec. Lobalain, Kabupaten Rote Ndao dan mempunyai
kemiripan dengan Tanah Lot di Bali di mana ketika air laut surut maka kita
dapat berjalan kaki menuju batu yang di atasnya terdapat Tiang Bendera yang
dibangun oleh Belanda pada tahun 1942. Tugu tersebut masih dalam keadaan kokoh
walaupun umur bangunannya mencapai 60 tahun. Berjarak + 5 km dari k
ota Ba’a dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor + 10 menit.
ota Ba’a dan dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor + 10 menit.
untuk moment terakhir, saya ingin membagi keseruan Lomba Surfing yangdi adakan di Pulau Rote tahun 2015 kemarin , semoga tertarik :)
keren
BalasHapusKk topi tiilangganya itu kan diambil dr website sasando shop.. mohon disertakan sumber kalo ingin mencomot gambar.. kalo tdk tolong dihapus
BalasHapusmohon Maaf e kak, tapi tii langga bukan dari web sasando shop. terimakasih
Hapus